Sabtu, 03 Agustus 2019

Terus Berjuang FPHS Tsingwarop

Para anak muda dan tetua tua kampung berkumpul di jalan C Heatubun membicarakan hak-hak yang hilang selama ini, sementara gadis-gadis remaja dan mama-mama sibuk menyiapkan makan minum. Tetua-tetua adat baru menyadari berkat sebuah keutuhan dalam persatuan membangun rumah adat suku mereka.


Melanjutkan gagasan-gagasan yang mengendap lama di dasar air yang tercemar karena limbah tambang PT. Freeport Indonesia. Sudah saatnya anak-anak muda berkorban dan berkeringat mereview keinginan hati yang terpendam. Kampung Tsinga, Waa Banti dan Arwanop (Tsingwarop) pun menyadari hak sulung yang lama telah tergadai, mereka salut dengan para pejuang Forum Pemilik Hak Sulung.

Kita bangga telah memiliki kekayaan alam melimpah, kita juga di pertontonkan dengan pengelolaannya yang begitu dasyat dinikmati oleh negeri ini untuk nilai tawar para Negara maju. Mereka para pemilik hak kesulungan hanya bisa berdiri di atas tanah dan kemiskinan.

Rumah-rumah panggung di pelabuhan poumako menjadi venue betapa indahnya keserakahan Negara yang nyata. Atau balai desa kampung banti yang hanya menjadi tempat berteduh dikala hujan.

Teruskan saja proyek konsolidasi ini brader, kemampuan mu akan membuat jeri mereka yang tidak setuju. Bila perlu datangi semua sahabat-sahabat kita ke rumah-rumah mereka untuk meminta dukungan, buat semua membicarakan tentang keanehan yang telah dilakukan para penguasa negeri ini kepada kalian pemilik hak kesulungan.

Ratakan dengan pasir di laut rumah-rumah warga yang tidak layak huni untuk di bangun kembali tempat yang layak di tinggali. Ajak mereka yang diam untuk tidak jadi seorang pecundang atau duri dalam sekam. Ini perjuangan bersama dan tidak ada yang menyerah.

Cara ini kami dukung dengan segenap jiwa raga, perjuangan anak-anak muda Tsingwarop  belum selesai. Segera berikan hak mereka tanpa embel-embel dan lainnya, berikan label harga yang layak untuk kemaslahatan mereka. Ini bukan soal uang tetapi sebuah harga diri yang lama tergadai.
Berikan tanggung jawab dengan penghargaan beretika.

Kata orang mereka tak mampu, tetapi kami percaya bahwa mereka anak-anak muda cerdas yang akan membangun kapasitas pendidikan terbaik, ekonomi kerakyatan yang mumpuni dan melahirkan leader terbaik dalam suku bangsanya.

Berikan waktu dan hak terbaik kepada anak-anak adat sebagai lokomotif gerakan untuk masa depan bangsa di Tanah Amungsa. Semoga Tuhan memberkaati perjuangan mu. *(KL)*

Tidak ada komentar: