Kamis, 19 Maret 2015

Pendopo Para Pemimpin


Lantunan musik pop audio handphone menemani mereka di pendopo kecil, jauh dari kebisingan suara peradaban. Cerita semakin larut sembari mengenang masa  kecil, dimana mereka tumbuh bersama dalam situasi tempoe doloe….
Pendopo dengan dinding papan beratapkan rumbia itu terlihat mulai kusam tidak terurus, mereka menikmatinya. Ada rasa syukur didalam benak karena rumah mungil itu tidak lagi terurus. Sehingga keaslian masa lampaunya masi terasa menggulirkan waktu demi waktu, mereka menyelaminya dengan kebagahgiaan. Tertawa merenggut emosi antara mereka.
Hembusan angin kampong mendikte pertemuan itu, siang terik dikalahkan segarnya udara. Apalagi musim kembang buah-buahan menambah harumnya aroma kopi hitam yang sengaja di tenteng menggunakan ceret alumunium. Takaran yang cocok seperti sedang ngopi di warung tiam.
Pertemuan itu bukan pertemuan biasa karena soal-soal di kota di bawa serta dalam pendopo kecil itu……
Mereka para pemimpin negeri ini, sengaja datang menyelesaikan soal-soal hidup yang tidak pernah tuntas. Menyelesaikan persoalan-persoalan kota di kampung menjadi cara yang jauh dari gaya trendi masa kini. Di saat semua orang menyelesaikan masalah di barak-barak modern..

Coba saja mencoba gaya menyelesaikan persoalan seperti mereka. Di awal perjumpaan hanya terdiam, cukup beberapa menit segarkan fikir menghirup segarnya udara sampai kembali dalam kesegaran alami masa kecil. Sebagai pemimpin seharusnya mencoba hal baru yang bermanfaat….

Tidak ada komentar: